Nail art memang menjadi cara seru untuk mengekspresikan diri, menambahkan warna, pola, dan kreativitas pada setiap jari. Namun, tidak semua orang bisa menikmatinya tanpa risiko. Beberapa produk nail art—terutama yang mengandung bahan kimia tertentu—dapat memicu reaksi alergi. Gejala yang muncul bisa bervariasi, mulai dari ruam ringan, kulit kemerahan, hingga rasa gatal yang mengganggu. Kondisi ini tidak hanya mengurangi kenyamanan, tetapi juga bisa mengganggu penampilan sehari-hari.

Kabar baiknya, risiko alergi bisa diminimalkan dengan pengetahuan yang tepat. Mengenali tanda-tanda awal alergi dan mengetahui bahan-bahan yang perlu dihindari adalah langkah penting untuk mencegah masalah lebih lanjut. Dengan pendekatan yang tepat, kamu tetap bisa menikmati nail art favorit dengan aman, menjaga kesehatan kulit dan kuku, sekaligus tetap tampil stylish tanpa rasa khawatir.

Reaksi Alergi

Alergi terhadap produk kuku berkembang secara bertahap melalui proses yang dikenal sebagai sensitisasi. Saat pertama kali terpapar alergen, biasanya tidak ada reaksi yang terlihat. Namun, paparan berulang—berminggu-minggu, berbulan-bulan, atau bahkan bertahun-tahun. Dapat membuat tubuh menjadi semakin sensitif, sehingga reaksi alergi semakin parah seiring waktu. Gejala yang umum muncul adalah ruam yang dikenal sebagai dermatitis atopik atau eksim. Ditandai dengan kemerahan, kulit kering, rasa gatal, dan dalam beberapa kasus, lepuh yang dapat muncul di permukaan kulit.

Meskipun produk perawatan kuku hanya diaplikasikan pada kuku, ruam alergi ini bisa muncul di bagian tubuh lain. Menurut Dr. Hadley King, seorang dokter kulit bersertifikat, hal ini terjadi karena alergen dapat tersebar ketika Anda menyentuh bagian tubuh lain setelah melakukan manikur. Oleh karena itu, penting untuk mengenali gejala sejak awal dan memahami cara mencegah kontak berulang dengan alergen. Sehingga Anda tetap bisa menikmati perawatan kuku tanpa mengorbankan kesehatan kulit.

Cara Mengatasinya

Jika Anda mulai merasakan gejala alergi akibat kutek gel pada kuku atau kulit di sekitarnya, langkah pertama adalah menghentikan penggunaan cat kuku untuk sementara waktu. Berikan kuku dan kulit kesempatan untuk beristirahat dari paparan bahan kimia. Bersihkan kuku dengan sabun lembut dan air hangat, serta kompres area yang bengkak dengan es atau air dingin untuk mengurangi rasa tidak nyaman. Untuk mengatasi peradangan dan gatal, oleskan krim antiinflamasi seperti hidrokortison, dan konsultasikan dengan dokter agar mendapat perawatan yang tepat.

Setelah kulit dan kuku pulih, penting untuk melakukan tes alergi sebelum menggunakan kembali cat kuku baru. Pilih produk yang aman, misalnya yang berlabel hypoallergenic atau non-toxic, untuk meminimalkan risiko reaksi alergi di masa depan. Selain itu, pastikan setiap proses perawatan kuku di salon dilakukan dengan alat yang higienis dan cat kuku yang bersih. Dengan langkah pencegahan ini, Anda tetap bisa menikmati nail art tanpa mengorbankan kesehatan kulit dan kuku.

BACA JUGA: Festival-Ready Nails: Nail Art Terinspirasi Coachella & Glastonbury